Posted by : Unknown Jumat, 19 Agustus 2016

A. KEGIATAN PEMELAJARAN I
Sub Kompetensi : Merencanakan kebutuhan dan spesifikasi
1.1. Pengenalan Jaringan Komputer
Stand Alone adalah suatu istilah bagi keadaan komputer yang tidak
terhubung dengan komputer lain. Sebaliknya, jika komputer Anda berhubungan
dengan komputer dan peralatan-peralatan lain sehingga membentuk suatu grup,
maka ini disebut sebagai network (jaringan). Sedangkan bagaimana
antarkomputer tersebut berhubungan serta mengatur sumber-sumber yang ada,
itulah yang disebut dengan networking (sistem jaringan).
Bila suatu network berada dalam satu lokasi (misalkan dalam satu gedung)
maka disebut sebagai Local Area Network (LAN). Bila antar-network saling
berhubungan dari satu lokasi ke lokasi lain yang relatif jauh (misalkan
antarkota), maka keadaan ini disebut Wide Area Network (WAN).
1.2. Fungsi Jaringan
Dalam era informasi sekarang ini, penggunaan komputer merupakan suatu
hal yang tidak terhindarkan dan cenderung menjadi suatu keharusan.
Interkoneksi antar komputer telah menambah fungsi lain darinya, tidak hanya
sebagai pengolah dan penyimpan data, melainkan sebagai alat komunikasi dan
resource & information sharing. Dalam suatu jaringan komputer kita bisa saling
berbagi pemakaian sumber daya (resource), misalnya pemakaian printer
bersama, CDROM, floppy disk, dsb. Selain itu, komputer dalam suatu jaringan
Bab II . Pemelajaran
dapat menjadi alat komunikasi dan information sharing yang efektif, misalnya
dengan teleconference meeting, Internet,
mailing list, dsb.
1.3. Model Jaringan
1.3.1 Model jaringan ISO / OSI
Model referensi OSI (Open System Interconnection) menggambarkan
bagaimana informasi dari suatu software aplikasi di sebuah komputer berpindah
melewati sebuah media jaringan ke suatu software aplikasi di komputer lain.
Model referensi OSI secara konseptual terbagi ke dalam 7 lapisan dimana
masing-masing lapisan memiliki fungsi jaringan yang spesifik, seperti yang
dijelaskan oleh gambar dibawah ini (tanpa media fisik). Model ini diciptakan
berdasarkan sebuah proposal yang dibuat oleh the International Standards
Organization (ISO) sebagai langkah awal menuju standarisasi protokol
internasional yang digunakan pada berbagai layer . Model ini disebut ISO OSI
(Open System Interconnection) Reference Model karena model ini ditujukan bagi
pengkoneksian open system. Open System dapat diartikan sebagai suatu sistem
yang terbuka untuk berkomunikasi dengan sistem-sistem lainnya. Untuk ringkasnya,
kita akan menyebut model tersebut sebagai model OSI saja.
Model referensi OSI
Model OSI memiliki tujuh layer. Prinsip-prinsip yang digunakan bagi ketujuh layer
tersebut adalah :
1. Sebuah layer harus dibuat bila diperlukan tingkat abstraksi yang berbeda.
2. Setiap layer harus memiliki fungsi-fungsi tertentu.
3. Fungsi setiap layer harus dipilih dengan teliti sesuai dengan ketentuan
standar protocol internasional.
4. Batas-batas layer diusahakan agar meminimalkan aliran informasi yang
melewati interface.
5. Jumlah layer harus cukup banyak, sehingga fungsi-fungsi yang berbeda
tidak perlu disatukan dalam satu layer diluar keperluannya. Akan tetapi
jumlah layer juga harus diusahakan sesedikit mungkin sehingga arsitektur
jaringan tidak menjadi sulit dipakai.
1.3.2 Model jaringan TCP/IP
TCP/IP adalah protokol yang digunakan di jaringan global karena memiliki
sistem pengalamatan yang baik dan memiliki sistem pengecekan data. Saat ini
terdapat dua versi TCP/IP yang berbeda dalam sistem penomoran, yaitu IPv4
(32 bit) dan IPv6 (128 bit), dan saat ini yang masih digunakan adalah IPv4.
Untuk memepermudah penulisan, alamat IP biasanya ditulis dalam bentuk empat
segmen bilangan desimal yang dipisahkan tanda titik dan setiap segmen
mewakili delapan bit pada alamat IP. Setiap network adapter dapat memiliki
lebih dari satu alamat IP namun sebuah alamat IP (IP address) tidak boleh
dipakai oleh dua atau beberapa network adapter. Pengaturan alokasi alamat IP
dilakukan oleh badan internasional bernama Internic. Saat ini lebih dari 85%
alamat IP (IPv4) telah terpakai sehingga sebentar lagi sistem IPv4 akan
digantikan oleh IPv6.
Model TCP/IP
1.4. IP Address
Bagian ini memegang peranan yang sangat penting karena meliputi
perencanaan jumlah network yang akan dibuat dan alokasi IP address untuk tiap
network. Kita harus membuat subnetting yang tepat untuk keseluruhan jaringan
dengan mempertimbangkan kemungkinan perkembangan jaringan di masa yang
akan datang. Sebagai contoh, ITB mendapat alokasi IP addres dari INTERNIC
(http://www.internic.net) untuk kelas B yaitu 167.205.xxx.xxx. Jika
diimplementasikan dalam suatu jaringan saja (flat), maka dengan IP Address ini
kita hanya dapat membuat satu network dengan kapasitas lebih dari 65.000
host. Karena letak fisik jaringan tersebar (dalam beberapa departemen dan
laboratorium) dan tingkat kongesti yang akan sangat tinggi, tidak mungkin
menghubungkan seluruh komputer dalam kampus ITB hanya dengan
menggunakan satu buah jaringan saja (flat). Maka dilakukan pembagian jaringan
sesuai letak fisiknya. Pembagian ini tidak hanya pada level fisik (media) saja,
namun juga pada level logik (network layer), yakni pada tingkat IP address..
Pembagian pada level network membutuhkan segmentasi pada IP Address yang
akan digunakan. Untuk itu, dilakukan proses pendelegasian IP Address kepada
masing-masing jurusan, laboratorium dan lembaga lain yang memiliki LAN dan
akan diintegrasikan dalam suatu jaringan kampus yang besar. Misalkan dilakukan
pembagian IP kelas B sebagai berikut :
IP address 167.205.1.xxx dialokasikan untuk cadangan
IP address 167.205.2.xxx dialokasikan untuk departemen A
IP address 167.205.3.xxx dialokasikan untuk departemen B
Ip address 167.205.4.xxx dialokasikan untuk unit X
dsb.
Pembagian ini didasari oleh jumlah komputer yang terdapat pada suatu
jurusan dan prediksi peningkatan populasinya untuk beberapa tahun kemudian.
Hal ini dilakukan semata-mata karena IP Address bersifat terbatas, sehingga
pemanfaatannya harus diusahakan seefisien mungkin.
Jika seorang administrator di salah satu departemen mendapat alokasi IP addres
167.205.48.xxx, maka alokasi ini akan setara dengan sebuah IP address kelas C
karena dengan IP ini kita hanya dapat membentuk satu jaringan berkapasitas
256 host yakni dari 167.205.9.0 sampai 167.205.9.255.
Dalam pembagian ini, seorang network administrator di suatu lembaga
mendapat alokasi IP Address 167.205.9.xxx. Alokasi ini setara dengan satu buah
kelas C karena sama-sama memiliki kapasitas 256 IP Address, yakni dari
167.205.9.0 sampai dengan 167.205.9.255. Misalkan dalam melakukan instalasi
jaringan, ia dihadapkan pada permasalahan-permasalahan sebagai berikut :
· Dibutuhkan kira-kira 7 buah LAN.
· Setiap LAN memiliki kurang dari 30 komputer.
Berdasarkan fakta tersebut, ia membagi 256 buah IP address itu menjadi 8
segmen. Karena pembagian ini berbasis bilangan biner, pembagian hanya dapat
dilakukan untuk kelipatan pangkat 2, yakni dibagi 2, dibagi 4, 8, 16, 32 dst. Jika
kita tinjau secara biner, maka kita mendapatkan :
Jumlah bit host dari subnet 167.205.9.xxx adalah 8 bit (segmen terakhir). Jika
hanya akan diimplementasikan menjadi satu jaringan, maka jaringan tersebut
dapat menampung sekitar 256 host.
Jika ia ingin membagi menjadi 2 segmen, maka bit pertama dari 8 bit
segmen terakhir IP Address di tutup (mask) menjadi bit network, sehingga
masking keseluruhan menjadi 24 + 1 = 25 bit. Bit untuk host menjadi 7 bit. Ia
memperoleh 2 buah sub network, dengan kapasitas masing-masing subnet 128
host. Subnet pertama akan menggunakan IP Address dari 167.205.9.(0-127),
sedangkan subnet kedua akan menggunakan IP Address 167.205.9.(128-255).
(Tabel Pembagian 256 IP Address menjadi 2 segmen)
Karena ia ingin membagi menjadi 8 segmen, maka ia harus mengambil 3
bit pertama ( 23 = 8) dari 8 bit segmen terakhir IP Address untuk di tutup
(mask) menjadi bit network, sehingga masking keseluruhan menjadi 24 + 3 = 27
bit. Bit untuk host menjadi 5 bit. Dengan masking ini, ia memperoleh 8 buah sub
network, dengan kapasitas masing-masing subnet 32 (=25) host. Ilustrasinya
dapat dilihat pada Tabel subnet.
Tabel IP dan Subnet
1.5 Hardware Jaringan
Untuk membuat suatu jaringan komputer, diperlukan perlengkapan sebagai
berikut:
· Minimal ada satu komputer yang berlaku sebagai server (pusat data)
· Ada komputer workstation (tempat kerja)
· Sistem operasi pendukung jaringan seperti Win NT, Netware, Linux ,dsb
· Peripheral jaringan seperti Network Interface Card (NIC), hub, dll
· Media penghubung antarkomputer seperti kabel, connector, terminator,
dll
Kebutuhan Hardware untuk jaringan
2.1. Local Area Network (LAN)
Local Area Network (LAN) merupakan jaringan milik pribadi di dalam
sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN
seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan
workstation dalam kantor perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai
bersama resource (misalnya, printer, scanner) dan saling bertukar informasi. LAN
dapat dibedakan dari jenis jaringan lainnya berdasarkan tiga karakteristik:
ukuran, teknologi transmisi dan topologinya. LAN mempunyai ukuran yang
terbatas, yang berarti bahwa waktu transmisi pada keadaan terburuknya
terbatas dan dapat diketahui sebelumnya. Dengan mengetahui keterbatasnnya,
menyebabkan adanya kemungkinan untuk menggunakan jenis desain tertentu.
Hal ini juga memudahkan manajemen jaringan. LAN seringkali menggunakan
teknologih transmisi kabel tunggal. LAN tradisional beroperasi pada kecepatan
mulai 10 sampai 100 Mbps (mega bit/detik) dengan delay rendah (puluhan mikro
second) dan mempunyai faktor kesalahan yang kecil. LAN-LAN modern dapat
beroperasi pada kecepatan yang lebih tinggi, sampai ratusan megabit/detik.
2.2.1 Topologi LAN
2.2.1.1 Topologi Bus
Topologi Bus
Karakteristik topologi ini adalah sebagai Berikut :
Disebut juga Daisy Chain.
· Paling banyak dipakai karena sederhana dalam instalasi.
· Pada topologi bus, terdapat satu jalur umum yang berbentuk suatu
garis lurus. Yang mana kemudian masing-masing node dihubungkan
kedalam jalur garis tersebut.
· Transmisi dari suatu workstation dapat menyebar dan menjalar ke
workstation lainnya, ini disebabkan setiap workstation menggunakan
media transmisi yang sama.
· Dapat terjadi collision (dua paket data tercampur), karena sinyal
mengalir dalam dua arah.
· Problem terbesar : jika salah satu segmen kabel putus, maka seluruh
jaringan akan terhenti.
· Meskipun ada percabangan media transmisi, tetapi tidak membentuk
jalur tertutup (closed loop).
· Berupa bentangan satu kabel yang kedua ujungnya ditutup oleh
terminator dan terdapat node-node sepanjang kabel.
· Instalasi mudah dilakukan.
2.2.1.2 Topologi Star
Topologi Star
Karakteristik topologi ini sebagai berikut :
· Medium transmisi yang digunakan dalam tipe topologi ini,
membentuk jalur tertutup (closed loop), dan setiap workstation
mempunyai kabel tersendiri untuk langsung berhubungan dengan
file server, sehingga seluruh sistem tidak akan gagal bila ada salah
satu kabel pada workstation yang terganggu.
· Mudah dikembangkan, karena tiap node hanya memiliki kabel yang
langsung terhubung kecentral node.
· Dapat digunakan kabel yang "lower grade", karena hanya
menghandle satu lalu lintas data, biasanya digunakan kabel
UTP.Node-node tersambung langsung ke suatu node pusat (biasa
berupa hub), sehingga mudah dikembangkan.
· Keuntungannya dari topologi star adalah apabila satu kabel node
terputus, node lainnya tidak terganggu
2.2.1.3 Topologi Ring
Topologi Ring
Karakteristik topologi ini sebagai berikut :
· Dalam topologi ring, setiap node dihubungkan dengan node lain,
sehingga membentuk lingkaran.
· Karena sistem transmisinya menggunakan kabel yang saling
menghubungkan beberapa workstation dengan file server dalam
bentuk lingkaran tertutup, maka tipe ini memiliki kelemahan, yaitu
apabila pada salah satu hubungan ada yang putus, maka keseluruhan
hubungan terputus.
2.2.2 Merencanakan LAN
Sekarang kita akan membahas bagaimana merencanakan suatu LAN
yang baik. Tujuan utamanya untuk merancang LAN yang memenuhi kebutuhan
pengguna saat ini dan dapat dikembangkan di masa yang akan datang sejalan
dengan peningkatan kebutuhan jaringan yang lebih besar. Desain sebuah LAN
meliputi perencanaan secara fisik dan logic . Perencanaan fisik meliputi media
yang digunakan bersama dan infrastruktur LAN yakni pengkabelan sebagai jalur
fisik komunikasi setiap devais jaringan. Infrastruktur yang dirancang dengan baik
cukup fleksibel untuk memenuhi kebutuhan sekarang dan masa datang.
Metode perencanaan LAN meliputi :
· Seorang administrator network yang bertanggung jawab terhadap
jaringan.
· Pengalokasian IP address dengan subnetting.
· Peta letak komputer dari LAN dan topologi yang hendak kita gunakan.
· Persiapan fisik yang meliputi pengkabelan dan peralatan lainnya.
Di antara hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan LAN adalah lokasi
fisik itu sendiri. Peta atau cetak biru bangunan-bangunan yang akan
dihubungkan serta informasi jalur kabel (conduit) yang ada dan menghubungkan
bangunan-bangunan tersebut sangat diperlukan. Jika peta seperti ini tidak ada
maka perlu digambarkan peta dengan cara menurut kabel-kabel yang ada.
Secara umum dapat diasumsikan bahwa pengkabelan yang menghubungkan
bangunan-bangunan atau yang melewati tempat terbuka harus terdapat di
dalam conduit. Seorang manajer jaringan harus menghubungi manajer
bangunan untuk mengetahui aturan-aturan pengkabelan ini sebab manajer
bangunan yang mengetahui dan bertanggung jawab atas bangunan tersebut.
Pada setiap lokasi (yang dapat terdiri dari beberapa bangunan) harus ditunjuk
seorang manajer jaringan. Manajer jaringan harus mengetahui semua
konfigurasi jaringan dan pengkabelan pada lokasi yang menjadi tanggung
jawabnya. Pada awalnya tugas ini hanya memakan waktu sedikit. Namun sejalan
dengan perkembangan jaringan menjadi lebih kompleks, tugas ini berubah
menjadi tugas yang berat. Jadi sebaiknya dipilih orang yang betul-betul berminat
dan mau terlibat dalam perkembangan jaringan.
3.1. Langkah Konfigurasi melalui software
3.1.1.Konfigurasi BIOS
Ras# to Cas# delay
· Angka clock untuk waktu tunggu antara RAS dan CAS
· Semakin kecil setting memory akan di access semakin cepat
Ras# Precharge time
· Angka tunggu untuk Precharge pada memory chip
· Semakin kecil angka setting semakin cepat memory di access
CPU to PCI IDE posting
· Waktu dari CPU ke PCI bus dapat di buffer oleh controller
· Aktifkan dan setting pada angka terkecil. misalnya 3t adalah lebih cepat
dari pada 4t
System BIOS cacheable
· Memindahkan (Copy) system BIOS kedalam memory
· Setting ini hanya efektif dengan system BIOS pada setting Shadowed.
Cache BIOS ROM adlah pada F0000H-FFFFFH melalui L2 cache. Baiknya,
peningkatan pada access sistem BIOS. Dimana, tidak terjadi translate ke
sistem yang lebih baik sebaik operating sistem tidak memerlukan system
BIOS terlalu banyak. Rekomendasinya adalah setting Disable pada SYstem
BIOS cache. karena selain membuang L2 cache pada Bandwidth, pada
program yang mengunakan area BIOS ROM tersebut akan terjadi Crash
Video BIOS cacheable
· Memindahkan (Copy) BIOS Video ke memory
· Sebaiknya setting Disable, pada BIOS ROM C0000H-C7FFFH akan melalui
L2 cache memory. Sistem ini akan memperbaiki performance Video BIOS.
Tetapi tdaik meningkatkan kecepatan pada OS yang mengunakan access
pada Video card hardware secara langsung. Selain itu juga, akan
membuang percuma alokasi L2 cache memory untuk pemakaian alokasi
pada BIOS ROM.
· Diset pada disable
Video Ram Cacheable
· Mengcopy RAM pada VGA card ke memory untuk mempercepat access
· Video ROM mengunakan alokasi L2 cache pada A0000H-AFFFFH.
Tujuannya adalah mempercepat access pada Video memory. Cara ini tidak
membuat performance meningkat.
· banyak VGA card yang sudah mengunakan bandwidth sampai 5.3GB/detik
pada DDR misalnya. Sementara SDRAm hanya memiliki kecepatan
0.8GB/detik atau 1.06GB/detik pada kecepatan PC 133. Misalnya
mengunakan P3 650, dengan L2 cache bandwidth 20.8 GB (256bit X
650MHz), hal ini membuat penampilan yang lambat pada SDRAM dimana
memory VGA sebenarnya dapat bekerja lebih cepat dibandingkan alokasi
ke SDRAM memory.
· Umumnya tidak dibutuhkan, karena memory VGA sudah lebih cepat.
16 dan 8 Bit I/O Recovery time
· Angka pada cycle clock untuk menperlambat proses I/O
· Diset pada angka terkecil untuk mempercepat proses I/O
Passive Release
· Mengijinkan CPU ke PCI bus untuk memproses selama non aktif.
· Setting terbaik adalah enable.
Delayed Transaction
· Feature chipset untuk 32 bit melakukan penulisan dari buffer dengan
delay cylce.
· Setting adalah Enable, jika mengunakan PCI device yang sudah
mendukung versi 2.1. Bila mengalami masalah pada PCI (tidak
mendukung versi 2.1) sebaiknya di disable.
SDRAM RAS to CAS delay
· Mendelai setelah CAS berhasil memproses signal dari RAS atau waktu
tunggu antara data dari Row address strobe ke Column address stribe.
· Dapat diaktifkan (enable), tetapi pada SDRAM yang hanya berkecepatan
rendah akan membuat computer hang. Bila memory gagal, sebaiknya
dilakukan setting Disable.
SDRAM RAS Precharge time
· Jumlah waktu tunggu yang dibutuhkan untuk merefresh memory sebelum
process selanjutnya.
· Semakin kecil semakin mempercepat proses memory.
SDRAM CAS latency
· Setting memory untuk latency time, umumnya sudah diset pada SDRAM.
· Semakin kecil semakin baik, tergantung kecepatan memory.
Quick power on selft test
· Mempercepat waktu power cool boot start
· Setting di enable untuk mempercepat computer melakukan booting
Video ROM shadow
· Mengcopy address ROM dari VGA ke memory
· Dapat diaktifkan pada VGA model lama, Disable bila VGA sudah
mengunakan teknologi baru
PCI/VGA Palette snoop
· Sinkronisasi antara palette di dua vga card
· Di disable untuk setting terbaik, enable bila terdapat VGA dengan MPEG
atau VGA/TV converter.
PNP OS Instlled
· Bila sistem OS mengunakan PnP sistem, maka dapat di set dengan ON,
hal ini mengijinkan Management device resource mengambil alih dalam
penanganan hardware
· Untuk pilihan NO, bila sistem OS tidak PnP, dan BIOS akan menangani
sistem Hardware secara manual.
Force Update ESCD / Reset Configuration Data
· ESCD (Extended System Configuration Data) adalah feature dari sistem
PnP BIOS yang menyimpan sistem IRQ, DMA dan IO serta memory pada
seluruh hardware baik ISA, AGP dan PCI. Normalnya setting di set
Disabled.
· Tetapi bila mengunakan menambah card baru, sistem akan di
rekonfigurasi kembali dan kemungkinan akan terjadi konflik. Untuk Bila
sistem OS mengunakan PnP sistem, maka dapat di set dengan ON, hal ini
mengijinkan Management device resource mengambil alih dalam
penanganan hardware. Setting Enable akan memperbaharui data pada
BIOS dan pada process BOOT selanjutnya akan di set ke Disable kembali
oleh BIOS.
Resource Controllerd By (Auto, manual)
· BIOS mampu secara otomatis mengkonfigurasi sistem pada proses BOOT
dengan kompatible hardware yang PnP. Normalnya di set AUTO. BIOS
akan secara otomatis mengenal IRQ dan DMA channel.
· Tetapi ila terjadi masalah pada sistem Reource secara otomatis, maka
setting IRQ dapat diset dengan IRQ dan DMA secara manual. Juga anda
dapat melakukan setting manual untuk IRQ dan DMA cahnnel dengan
mengaktifkan LEGACY ISA A atau PCA/ISA PnP.
· Legacy ISA device adalah sistem spesifikasi PC/AT dan dibutuhkan untuk
setting IRQ /DMA agar bekerja.
Assign IRQ for VGA (Enable - Disable)
· Untuk hardware VGA card highend seperti 3D accelerator card
membutuhkan setting Enable. Setting disable dapat menyebabkan operasi
card menjadi low performance. Untuk baiknya bila terjadi masalah pada
VGA sebaiknya di set Enable.
Assign IRQ for USB (Enable - Disable)
· Fungsi ini mirip dengan Enable dan Disable alokasi IRQ untuk USB
· Setting Enable, bila mengunakan USB
· Setting Disable, akan menyebabkan USB device tidak bekerja dengan
baik. Atau bila tidak memiliki USB device sebaiknya di set Disable.
PCI IRQ Activaded By (Edge - Level)
· Edge adalah sistem triggered (mengunakan single Voltage) untuk IRQ PCI
card. Setting ini untuk ISA card atau PCI card jenis lama.
· Level adalah setting multiple voltaged levels.
PIRQ
· Pada PCI slot mampu mengaktifkan 4 interupt, INT A, B, C, D
· AGP slot mampu diaktifkan dengan 2 INT, A dan B
· Normalnya, masing masing slot di alkokasikan dengan INT A. Dan INT
lainnya di cadangkan untuk AGP/PCI device lain yang membutuhkan lebih
dari 1 IRQ atau juga IRQ dibutuhan.
· AGP slot dan PCI slot 1 mengunakan IRQ yang sama, Maka untuk
menghindari konflik, hindari pemakaian slot 1 dengan AGP.
· Juga pada PCI slot 4 dan 5 mengunakan IRQ yang sama, Hindari
pemasangan hardware yang mengunakan INT pada slot 4-5
· Untuk USB pengunakan PIRQ 4
Signals
AGP Slot
PCI Slot 1
PCI Slot 2 PCI Slot 3
PCI Slot 4
PCI Slot 5
PIRQ_0 INT A INT D INT C INT B
PIRQ_1 INT B INT A INT D INT C
PIRQ_2 INT C INT B INT A INT D
PIRQ_3 INT D INT C INT B INT A
· Normalnya, biarkan setting secara AUTO. Tetapi bila dibutuhkan anda
haris menandakan IRQ untuk masing masing AGP dan PCI. Contoh diatas
dapat dibuat seperti, misalnya PCI network pada PCI slot 3, maka pada
table menunjukan primary PIRQ adalah 2, sebab slot tersebut di
alokasikan dengan kemungkinan INT A
· Setelah itu, pilih IRQ yang ingin digunakanuntuk menandakan slot PIRQ.
Jika network mengunakan IRQ 7 (terlihat pada BIOS(, dan setting PIRQ 2
digunakan adalah 7. BIOS akan menalokasikan IRQ 7 sebagai slot 3.
· yang perlu diingat, bahwa BIOS akan mencoba mengalokasi PIRQ yang
dilink pada INT A pada masing masing slot. Juga pada APG dan PCI slot
primary PIRQ adalah IRQ 0. Sementara PCI slot 2 mengunaknan Primary
PIRQ 1 dan selanjutnya.
PCI Dynamic Bursting (Enable - Disable)
· Setting tersebut adalah mengaktifkan Write Buffer pada PCI. Jika di
Enable, maka writing data transaksi pad PCI bus akan melalui buffer.
Burst Transaksi juga akan dilakukan secepat mungkin
· Setting sebaiknya di Enable. Dengan setting Enable, tranfer data buffer
akan secepatnya dikembalikan atau di Flush sehingga tidak terjadi delay
proses.
PCI Master 0 WS (Wait State) write (Enalbe - Disable)
· Dengan Enable, tranfer data PCI akan di proses secepat mungkin
· Dengan Disable, tranfer data PCI akan didelay 1 wait state
· Rekomendasi untuk setting digunakan Enable
· Untuk delay 1 wait state adalah rekomendasi pemakaian pada overclock
PCI Bus
Langkah pertama kali yang harus diambil adalah mengganti setting booting
tergantung kita akan melakukan booting dari drive yang mana, a:\ , c:\ , d:\
untuk lebih mudahnya setting BIOS secara default dimana BIOS akan
melakukan konfigurasi yang terbaik.
3.1.2. Konfigurasi dengan Sistem operasi
Setelah memasang perangkat kartu jaringan maka kita harus menginstal
driver dari perangkat tersebut supaya kartu jaringan bisa dipakai.
Langkah pertama kita buka kontrol panel, kemudian kita pilih add Hardware
untuk menambahakan perangkat baru tersebut.
setelah itu akan keluar wizard yang akan menuntun kita untuk proses
instalasi driver, kita tinggal mengikuti petunjuk yang ada.
Kemudian kita tingga memilih hardware sesuai yang kita miliki, dan ikuti
teruspetunjuk yang ada spt ditunjukan beberapa gambar berikut.
Jika telah selesai maka kita bisa memeriksa apakah kartu jaringan tersebut
sudah dikenali oleh sistem operasi dan bisa digunakan.
Pertama kita klik kanan ikon my computer dan pilih properties, lalu kita pilih
Hardware dan klik tombol device manager. Seperti ditunjukan gambar
berikut :
Jika pada perangkat kartu jaringan tidak ada tanda ? berwarna kuning maka
kartu jaringan telah siap untuk digunakan, lihat gambar dibawah ini.
Langkah selanjutnya kita akan memberikan Alamat pada kartu jaringan
tersebut.
Kita pilih menu kontrol panel dan pilih network connections maka akan keluar
tampilan seperti gambar dibawah ini.
Kemudian kita klik ganda icon local area connectios dan akan keluar status
dari sambungan lan
Kita klik tombol properties dan setelah itu kita pilih TCP/IP spt gambar
berikut :
Kemudian kita masukan IP Address, netmask, gateway dan DNS sesuai
konfigurasi yang hendak kita rencanakan seperti ditunjukan gambar dibawah
ini.
Jika sudah selesai maka kita bisa mengecek apakah konfigurasi yang kita
lakukan sudah benar.
Kita masuk ke dos prompt kemudian ketikan ipconfig, maka akan keluar
konfigurasi dari kartu jaringan kita spt gambar dibawah ini.
Kemudian kita melakukan tes koneksi pada kartu jaringan dengan perintah
ping, jika ada reply maka kartu jaringan telah siap digunakan
Test formatif 3
1. Bagaimana caranya untuk mengaktifkan kartu jaringanmelalui bios ?
2. Bagaimanakah cara menginstal driver dari kartu jaringan ?
3. Sebutkan langkah – langkah pemberian IP Address padakartu jaringan ?
4. Bagaimana cara untuk mengetahui konfigurasi kartu jaringan dan
melakukan tes koneksi jaringan ?

{ 3 komentar... read them below or Comment }

  1. Blog anda sangat membantu. saya suka blog anda :) :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas pendapat anda semoga bermanfaat bagi anda

      Hapus

Welcome to My Blog

Popular Post

Followers

Diberdayakan oleh Blogger.

Pages

Blogger templates

Blogger news

Blogroll

- Copyright © 2013 Teknologi Informasi -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -